CINTA TAK PERNAH MENGENAL WAKTU

Namaku andre pramana putra seorang pekerja freelance disebuah perusahaan yang bergerak dibidang periklanan, aku memilih pekerjaan tersebut karena aku tidak menemukan sebuah pekerjaan yang pas buatku setelah aku tamat dari jurusan komputer. Aku akan menceritakan pengalaman aku mengenal sebuah kata yang bisa mendamaikan milyaran penduduk bumi yaitu “Cinta”.


Kisah ini berawal dari masa SMA ku aku pernah suka sama seorang gadis yang bernama novri harnika dia bukan teman sekelasku yang seperti kalian ketahui setiap sekolah pasti memilki banyak kelas aku di kelas ipa 3 novri harnika juga begitu tapi dia di ipa 5. Dulu aku tidak pernah mengenalnya kalau saja hari itu sabtu, 10 April 2004 dimana aku yang biasanya setelah jam pelajaran sekolah selalu bermain voli bersama teman-teman satu SMA ku. Aku yang biasanya bisa memblok pukulan temanku entah kenapa tidak bisa dan bila tersebut melayang dan disana lah berdiri seorang perempuan yang kusebutkan diatas. “PLAK” terkena lah bajunya si novri harnika Aku langsung menghampirinya dan beginilah percakapan kami
“maaf ya neng salahku tadi gak bisa memblok pukulan temanku” bicaraku tegas
“minta maaf? Kalau kamu yang salah sih gak apa, ini kan yang mukul teman kamu” jawab novri harnikaserius
“oh ia tapi aku yang salah, yaudah deh daripada pusing kupanggil temanku” sembari kembali ke lapangan dan menarik wahyu untuk ikut minta maaf.
Lalu wahyu pun minta maaf dan novri harnika pun memaafkannya. Mungkin cerita diatas seperti kisah-kisah awal cinta pada umumnya. Tapi yang perlu anda ketahui novri harnika ini seperti “betty la fea” kalau anda ingat telenovela di era 2003an jadi aku hanya menganggap itu angin lalu. Hari-hari berlalu dan ternyata yang aku ketahui novri harnika dan wahyu menjadi semakin dekat, aku hanya bisa tertawa setiap wahyu berkumpul bersama kami di kantin, kami meledeknya karena beneran novri harnika itu cewek yang sangat out of date kalo bahasa anti virusnya. Hahaha
Dan hari kelulusanpun tiba, disini lah kami berpisah aku mulai dekat dengan noviri harnika karena dia dan wahyu sudah jadian jalan waktu 2 tahun, seperti yang anda perlu tahu aku dan wahyu adalah teman dari SD dan kami sudah dekat dari dulu sekali. Kenapa aku dekat sama noviri harnika juga? Karena sesungguhnya wahyu itu ketua osis dan dia sangat sibuk jadi ketika masih sekolah dulu aku sering jadi pacar penggantinya novri harnika kalo orang-orang bilang tapi “whatever” lah orang mau bilang apa aku gak pernah punya perasaan apa-apa sama yuna dan kami pun kalau berbicara seperlunya saja.

Oke aku yang melanjutkan diri ke salah satu perguruan tinggi negeri mengambil jurusan komputer, wahyu keluar kota demi menjadi seorang polisi, novri harnika satu kampus dengan ku tapi dia mengambil ilmu kedokteran mau jadi dokter gigi kali pikirku (soalnya jaman dulu yang namanya behel atau kawat gigi itu sangat-sangat kuno). Oke waktu berjalan lambat beriring aku berjumpa tidak sengaja dengan yuna di perpustakaan kira-kira 2 tahun setelah kami kuliah.
“hei yandre apa kabar kamu?” sahut novri harnika
“eh kamu siapa ya? Kok tahu nama aku” aku keheranan sambil bertanya-tanya siapa perempuan ini
“aku novri harnika loh, temen satu SMA kamu mantannya wahyu” jawabnya gak nyantai
novri harnika??? Wah udah berubah gini kamu kok nyebut mantan? Dah putus emang kalian berdua ” jawabku bertanya-tanya
Singkat cerita novri harnika dan wahyu sudah lama putus ketika wahyu memutuskan ikut akademi dan novri harnika pun kini sudah memiliki pacar baru dari jurusannya juga, dan dia kini berubah dari seorang yang dulu seperti betty la fea menjadi sebuah megan fox yang sexy haha.

Setelah kejadian itu aku minta nomor handphonenya yah dengan alasan satu kampus dan juga perlu komunikasi dengan anak-anak kedokteran buat mencari benih-benih cinta alias punya pacar.

Akhirnya aku sering menghubunginya lalu suatu waktu aku ditelpon oleh nomor gak jelas, dan setelah kuangkat ternyata dari pacarnya novri harnika yang marah-marah karena aku selalu ngeSMS dia, dan aku pun minta maaf karena dalam kamusku sih emang gak enak digituin walaupun maksud aku bukan untuk mengajak novri harnika pacaran atau selingkuh. Dan hari-hari berlalu tibalah di acara kelulusan sarjanaku. Wahyu kembali menyempatkan kembali ke kota ini dan disanalah dia bertemu novri harnika yang setelah aku menghilang darinya hampir 1,5 tahun aku pun tidak sadar dia juga diwisuda hari itu walaupun hanya gelar S.Ked. entah kenapa mungkin benih-benih cinta mereka yang lama timbul kembali seperti sebuah paradox waktu dan hari setelah itu mereka sering menghabiskan waktu bersama, aku tau karena wahyu selalu kerumahku setelah berkencan dengan novri harnika Aku sempat bertanya kemana pacar novri harnika yang calon dokter juga, ternyata mereka sudah lama putus. Dan karena wahyu harus kembali ke akademi maka dititipkkannya lah novri harnika kepadaku sembari menyuruhku menjaganya kalau ada apa-apa sama dia pada saat dia co-ass .

Karena kini aku seorang pengangguran maka wajarlah aku jadi perawakan yang sangat cenderung pemurung, dan novri harnika yang sudah sangat lama tidak bercerita denganku. Tiba-tiba menelpon dan mengajak bertemu di sebuah mall dekat rumah sakitnya. Dan disitulah pembicaraan serius dimulai yang ternyata seusai pendidikan wahyu dan novri harnika berencana melangsungkan pernikahan mereka. Aku sebagai teman disitu jelas merasa senang tapi entah kenapa aku kok merasa sakit ya, apa ini namanya cinta pikirku dalam hati disatu sisi aku bahagia temanku akan menikah disatu sisi perasaan ini kenapa tidak bisa dibohongi ya. Seusai pertemuan itu aku intensif mendekati novri harnika, aku berpikir selama janur kuning belum terpampang kenapa salah untuk mencoba sudah kulupakan sifatku yang dulu jika sudah jadi pacar orang kenapa harus diganggu.

Mungkin ini memang klise dulu ketika sma aku memandang novri harnika seperti sosok perempuan yang tidak mengerti arti fashion tapi semua berubah ketika aku mengenalnya dikampus mungkin cinta hanya memandang fisik tapi entah kenapa perasaan yang sekarang ini berbeda novri harnika seperti sosok perempuan yang selama ini kucari. Lembut, lemah, dan penuh perhatian. Karena sewaktu aku sakit kemarin dia sempat memberiku resep melalui sms dan karena tak kunjung sembuh dia menyempatkan diri kerumah sembari mengatakan “aduh jangan sakit dong kamu mas, kerja belum pacar gak punya, ibu dan ayah kamu sibuk kerja, masa calon pendamping teman-teman mati diluan” sembil bercanda. Disitu aku berpikir kenapa novri harnika begitu perhatian mungkin aku salah mengartikan dia menganggap aku hanya sahabat sedangkan aku menganggapnya lebih. Tapi aku terlalu naif untuk mengutarakan perasaanku disatu sisi aku tau wahyu sosok yang tepat untuknya, tapi aku sangat tidak rela dia menikahkinya. Hal yang kutakutkan terjadi wahyu pulang setahun setelah pertemuan ku dengan novri harnika. Dan kalau kalian mau tahun selama setahun itu aku dan novri harnikasudah seperti orang pacaran, nonton bersama, makan bersama, dia kadang kujemput. Bahkan kami sudah pernah berciuman secara tanpa sadar entah kenapa 

Seusai itu kami semakin intensif bertemu dan benar-benar seperti orang pacaran pada umumnya, tapi tetap saja dia menganggapku teman dan aku boleh bangga karena aku adalah pria pertama yang dicium novri harnika. Bahkan wahyu belum pernah karena wahyu itu orangnya sangat soleh dan taat agama kalau kubilang, jadi dia pacaran ya melakukan hal-hal yang wajar saja.

Oke kembali ke topik utama dimana wahyu pulang dan disinilah mimpi burukku dimulai, mereka sering bersama dan timbullah rasa cemburuku. Mungkin aku disini tokoh yang antagonis tapi yang memberi rasa cinta ini adalah tuhan, apa aku salah melakukan apa yang tuhan telah berikan?

Karena hatiku begitu sakit aku memutuskan untuk pergi merantau keluar kota sebulan setelah wahyu pulang aku sakit lama-lama di kota ini pikirku. Aku yang mengendarai kereta menuju ibukota tanpa sadar mengalami kecelakaan. Dan menewaskan puluhan korban beruntung aku disitu selamat tapi aku harus kehilangan 3 jari di tangan kiriku dan aku hilang ingatan. Ya perlu anda ketahui aku cacat.

Saat itu aku berjumpa dengan dokter muda yang salah satu namanya novri harnika dan hebatnya aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya dialah yang menjahit lukaku, dan dia juga tahu aku hilang ingatan. Tapi dia selalu mencoba untuk membantuku mengingat memori-memoriku. Setahun berlalu aku akhirnya mulai melupakan trauma dan melanjutkan hidupku menjadi salah satu karyawan di bidang periklananan sampai suatu ketika novri harnika  datang dengan wahyu yang aku masih tidak mengenal mereka siapa dulunya, mereka menyuruhku membuat undangan model terkeren dan mewah. Aku mengiyakan saja dan aku juga gak ada hubungaan apa-apa dengan novri harnika ketika di tenda darurat sebatas cinta monyet kata orang-orang.

Dan waktu berlalu lambat mengiring kepalaku sering sakit dan tanpa kusadari ingatan yang dulu pernah hilang lambat laun muncul kembali aku gak pernah sadar ternyata selama hampir 1,5 tahun aku melewati banyak hal. Yang pertama ibuku meninggal karena serangan jantung akibat aku mengalami kecelakaan kereta, kedua orang yang aku cintai menikah sama sahabatku. Hatiku hancur bisa anda bayangkan betapa rusaknya jiwa ku kala itu.

Aku yang penuh emosi langsung mendatangi rumah wahyu untuk mencari mereka dan apa yang kutahu ternyata mereka sudah pindah kekota lain dan memiliki anak 1, aku sungguh tak rela dan sangat membenci kondisi ku. Apa aku terlalu naif perempuan di dunia ini diciptakan tuhan 10x lipat dari kaum pria tapi mengapa yang kukejar hanyalah novri harnika? Apa sebegitu besarnya cintaku kepadanya? Dan setelah lama kusadari ini semua tiada arti aku hancur. Hancur sendiri tidak ada yang pernah peduli akan nasibku. Semua kuserahkan kepada tuhan sekarang, aku salah perempuan itu ada untuk diberi kasih sayang dan diberi cinta tapi jangan salahkan mereka jika mereka mencintai dua orang atau lebih, tapi hanya yang terbaiklah yang mereka pilih untuk menemani mereka dalam suka dan duka seumur hidup mereka. Aku sadar cinta itu bukan hanya sebuah penantian atau waktu yang berjalan tanpa kita sadari, jika anda tidak mengeluh dan melupakan yang indah. Tuhan akan memberikan yang jauh lebih indah kepada kita, jadi cinta tak pernah mengenal waktu dan penantian bahkan sebuah keluhan cintailah yang ada padamu sekarang, bimbing dia kejalan terbaik untuk menuju senyuman tuhan yaitu ikrar setia untuk perkawinan. Jika anda belum menemukan jangan pernah lelah mencari, tuhan punya cerita bahagia untuk kita tapi itu tetaplah rahasianya

by yandre pramana putra

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SINAR MENTARI

Aku menapaki jalan setapak yang basah dan becek karena baru saja telah turun hujan. Jalan ini lengang, tak ada satu orangpun yang lewat, kecuali aku. Aku takut, tapi aku berusaha untuk melawan rasa takutku, dan bergegas ingin sampai kerumah. Aku baru saja pulang dari kursus memasak. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tapi, aku belum juga sampai dirumah dikarenakan jalan yang becek, membuatku sulit untuk berjalan. Jalan ini licin, aku takut terpeleset. Dan tiba-tiba. . . . . . . .


BRAKKK!!!!!!! Aku terjatuh. Sakit memang, tapi aku harus bangun. Kondisi badanku yang memang kurang enak, membuatku tidak ingin melanjutkan perjalanan. Tapi aku harus pulang. Akhirnya, pukul 9.30 malam aku sampai dirumah.
Sinar Mentari
Sesampainya dirumah. . . .
“Dari mana saja kamu nduk..?” tanya Ibuku
“Maaf Bu, aku tadi pulang dari kursus memasak, tapi karena jalanan licin dan becek aku tidak bisa cepat-cepat Bu. Aku takut jatuh, ini aja aku udah jatuh..” Jawabku
“Aduh Sinar, Ibu kan sudah bilang, kamu tidak usah lagi ikut kursus yang tidak penting itu nduk. Ibu bisa mengajari kamu memasak tanpa perlu kursus-kursus. Kondisi kamu tidak seperti teman-temanmu yang sehat nduk. Kamu perlu banyak istirahat. Nanti penyakitmu kambuh kalau kamu terlalu banyak aktivitas..” kata Ibu cemas.
“Tapi Bu. . . .”
“Tidak ada tapi-tapian nak. Ibu tidak ingin kamu jatuh sakit lagi. Ibu tidak ingin kehilangan kamu nduk. Untuk kali ini saja, turuti Ibu sayang.” Kata Ibu
“Aku gak bisa Bu. Maafin aku. Aku senang memasak, aku gak bisa tanpa memasak Bu. Aku ingin menjadi hebat seperti chef-chef yang terkenal yang sering muncul di TV itu Bu.” Kataku
“Jangan bodoh Sinar! Kamu ini sakit! Kamu tidak seperti teman-temanmu yang sehat. Kamu harusnya lebih memperhatikan kesehatanmu nak.” Kata Ibu
“Iya Bu. Aku tau kalau aku ini penyakitan. Tapi, apa aku gak boleh, mengejar cita-citaku Bu? Gak boleh? Saat aku memasak, aku merasa lebih senang dan lupa akan semua penyakit yang menimpaku Bu. Saat aku memasak, aku merasa sangat tenang. Aku mohon Bu, izinkan aku untuk tetap kursus memasak..” pintaku
“Baiklah Sinar jika itu kemauanmu. Ibu ingin yang terbaik untukmu nak. Tapi kamu harus ingat, kamu harus menjaga kesehatanmu, supaya penyakitmu tidak gampang kambuh..” kata Ibu
“Iya Bu. Makasih yah Bu (sambil memeluk Ibu)”
“Iya nduk. Sekarang kamu tidur yah, besok kan kamu harus sekolah.” Kata Ibu
“Baik Bu..” jawabku
Aku pun masuk kedalam kamar dan bersiap-siap untuk tidur. Yah, beginilah keadaanku. Tinggal di rumah yang sederhana dengan seorang Ibu yang begitu menyayangiku. Ayahku sudah lama telah tiada. Aku mempunyai seorang adik perempuan dan seorang kakak laki-laki. Namaku, Sinar Mentari. Yah, nama yang sangat indah untuk kumiliki. Aku senang dengan namaku itu. Sudah 2 tahun ini, aku divonis Dokter mengidap Leukimia. Dokter memprediksikan, bahwa umurku tidak akan lama lagi. Tapi buktinya, sampai saat ini aku masih bisa bertahan demi orang-orang yang kucintai. Demi Ibu, Kak Radit, dan Savira. Aku sangat menyayangi mereka. Aku sekarang sedang duduk di kelas X SMA. Aku sangat hobi sekali memasak. Dulu, Ibuku menentang hobiku itu, karena dia pikir dengan aku kursus memasak, aku akan menghabiskan banyak tenaga sehingga aku kecape’an, dan akhirnya penyakitku kambuh lagi. Tapi sekarang, Ibu sudah mendukung hobiku. Aku senaaaang sekali.

Keesokan harinya. . . . .
“Sinaaaaaaaaaaaaarrrr!!! Baaaaaannnggguuuunnnn!!! Teriak Kak Radit tepat di telingaku.
“(kaget) apaan sih Kak Radit. Aku masih ngantuk.” Jawabku bermalas-malasan
“Yasudah kalau kamu gak mau sekolah, tidur aja terus. Kakak udah mau berangkat nih.” Kata Kak Radit
“Emangnya ini jam berapa sih Kak?” tanyaku
“Jam setengah 7.” Kata Kak Radit sambil berlalu keluar dari kamarku
“Apaaaa!!! Aduh Kak Raaaaaaaaaddddiiiiiittt!! Kenapa gak bilang dari tadi kalau udah jam segini. Aku kan bisa telat! Kak Radiiiitt!!” kataku memanggil Kak Radit
“Yah salah sendiri. Udah yah, kakak berangkat dulu. Assalamualaikum Sinar..” kata Kak Radit sambil meninggalkanku, dia pergi dengan tawa bahagia karena adiknya telat.
“Walaikumsalam, eh Kak Radit! Aduuh. Tungguin dong, aku mandinya kilat deh.. Kak, Kak Radit..” kataku
“Gak mau ah. Nanti kakak telat lagi. Hahahahaha!!” kata Kak Radit
“IIIIHHHHH!! Kak Radit NYEBELIN!!” kataku
Akupun bergegas untuk mandi dan bersiap-siap kesekolah. Gara-gara telat, aku jadi lupa sarapan dan lupa mengambil uang saku. Alhasil, aku jalan bahkan sedikit berlari untuk mencapai sekolahku yang jaraknya kurang lebih 1km dari rumahku. Saat perjalanan kesekolah, tiba-tiba saja ada motor yang berhenti tepat disebelahku. Akupun menengok dan. . . . .
“Telat yah?” tanya Reyhan, teman sekolahku
“Oh kamu Rey. Aku kira siapa. Iya nih. Mana Kak Radit gak mau antarin aku lagi. Nyebelin!” jawabku
“Hahahaha! Habisnya kamu telat sih, jelaslah Kak Radit gak mau antarin kamu. Yaudah, bareng aku aja yuk..” ajak Rey
“Hmm. Iya deh.” Jawabku
Akupun naik keatas motor Reyhan. Reyhan adalah teman sekolahku. Tepatnya, teman sekelasku sekaligus sahabat baikku. Aku sangat suka padanya, karena dia baik. Bukan suka yang gimana-gimana loh. Hihihih. Reyhan ganteeeng banget. Banyak cewe-cewe disekolah yang naksir dia. Tapi, dia gak mau. Mungkin Reyhan trauma sama cewe kali yah. Tapi gak papa sih, Reyhan tetap sahabat baikku, seperti apapun dirinya. Aku sayang Reyhan.

Sesampainya disekolah. . . . . . .
“Sampai didepan gerbang yah aja tuan putri yang cantik.” Kata Reyhan
“Ih! Apaan sih Rey.? Hahahah! Iya deh. Makasih yah, pangeran yang buruk rupa.” Jawabku
“Eh! Sialan! Aku dikatain buruk rupa. Awas aja yah kamu, nanti gak aku tebengin lagi.” Kata Reyhan
“Hahahahh! Iya iya deh, sori Reyhan yang keren. Makasih yah.” Kataku
Akupun berlalu meninggalkan Reyhan yang akan memarkir motornya. Sesampainya dipintu kelas, aku melihat belum ada guru yang masuk. Syukurlah, aku tidak terlambat. Akupun lalu duduk ditempatku, dan mulai membuka-buka buku pelajaran yang akan kami pelajari hari ini. Yah, itulah kebiasaanku. Selalu membuka buku sebelum pelajarannya dimulai. Saat Reyhan masuk kedalam kelas, tepat sekali. Belpun berbunyi. Semua murid bergegas masuk kedalam kelas dan duduk ditempatnya masing-masing. Tak berapa lama kemudian, Bu Dian guru Bahasa Indonesia pun masuk. Tanpa banyak basa-basi, dia langsung mengucapkan salam dan pelajaranpun dimulai. Aku sangat suka pelajaran Bahasa Indonesia.
Tak berapa saat kemudian, bel pun berbunyi. Menandakan pergantian jam pelajaran. Tak berapa lama juga, Pak Heru guru Matematika pun masuk. Dia langsung menanyakan PR yang diberikannya minggu lalu. Kami pun langsung mengumpulkannya dan beliau pun langsung melanjutkan pelajarannya saat semua murid sudah mengumpulkan PR. Akhirnya, bel pun berbunyi. Ini menandakan istirahat telah tiba.

“Baiklah anak-anak, pelajarannya kita lanjutkan besok, sekarang sudah waktunya istirahat. Jangan lupa untuk mengerjakan tugas yang Bapak berikan. Bapak akhiri, Assalamualaikum.” Kata Pak Heru sambil meninggalkan kelasku
“Walaikumsalam” jawab murid-murid

Di kantin. . . . . . .
“Hay Sinar, lagi ngapain kamu?” sapa Reyhan tiba-tiba
“Aduh Reyhan, daritadi ngagetin terus sih. Aku lagi belajar resep buat cake nih. Hehehheh” jawabku
“Loh. Bukannya Ibu kamu melarang kamu buat ikut kursus memasak itu yah? Nanti kamu sakit lagi Sin. Kamu harus jaga kesehatan kamu. Ingat itu.” Kata Reyhan mengingatkan
“Iya Rey. Tapi itu dulu, sekarang Ibuku sudah mengizinkan untuk ikut kursus memasak itu. Aku senaaaang sekali. Ibuku akhirnya mengerti apa keinginanku.” Jawabku riang
“Wah.. Baguslah kalau begitu. Itu artinya, kamu bisa menyalurkan bakat memasakmu dan kamu bisa menjadi hebat seperti chef yang TV itu.” Kata Reyhan
“Hahahah!! Pikiranmu sama denganku Rey. Aku juga ingin menjadi seperti itu. Sangat ingin.” Kataku
“Tapi kamu harus ingat Sinar, kamu harus lebih menjaga kesehatanmu. Aku gak mau kamu sakit lagi. Kamu jangan terlalu lelah yah.” Kata Reyhan mengingatkan
“Iya Rey. Aku tau kok.” Kataku

Bel masukpun berbunyi. Semua murid-murid bergegas memasuki kelasnya masing-masing. Begitupun aku dan Reyhan. Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu. Akhirnya, bel yang ditunggu-tunggu pun berbunyi. Yah, bel yang menandakan waktu pulang sekolah. Semua murid lalu merapikan barang-barangnya dan memberi salam pada guru yang terakhir mengajar. Kami semua pun akhirnya pulang.

Perjalanan pulang. . . . . .
“Sinar, pulang sama siapa?” tanya Reyhan
“Gak tau nih Rey. Kayaknya Kak Radit gak jemput aku deh.” Jawabku
“Yaudah, bareng aku aja yuk, daripada kamu jalan kaki atau naik bis, ongkosnya lebih mahal, lagian pasti kamu capek juga kalau jalan kaki. Aku tau kalau kamu gak bawa uang saku kan?” kata Reyhan
“Heheh!! Iya. Yaudah deh, aku bareng kamu aja (sambil naik kemotornya Reyhan)”
“Tapi, kita makan dulu yah.” Kata Reyhan
“Terserah kamu aja Rey. Tapi traktir yah.” Jawabku
“Sip oke bos..” jawab Reyhan

Aku dan Reyhan pun tiba disebuah tempat makan. Reyhan memesankan aku makanan dan minuman. Dia juga memesan sama seperti makanan dan minumanku. Kami berdua pun makan. Setelah kenyang, aku dan Reyhan pulang. Reyhan mengantarkanku sampai kerumahku. Setibanya dirumahku, Reyhan tidak mau mampir. Katanya, ada les yang harus dia ikuti dan tidak boleh terlambat. Akupun lalu mengucapkan terimakasih padanya, lalu aku masuk kedalam rumahku. Reyhan pun pulang. Saat aku memasuki rumahku, Ibu sudah menungguku di meja makan. Ibu lalu mengajakku untuk makan siang bersama.
“Sinar, kamu sudah pulang nduk. Makan dulu yah nak, ganti baju kamu dulu.” Kata Ibu
“Aduh Bu, maaf yah. Tapi aku tadi sudah makan sama Reyhan Bu. Tadi aku pulang sama dia, jadi sekalian diajak makan sama dia.” Jawabku
“Yasudah, kamu ganti baju aja dulu. Jangan lupa shalat ya nduk.” Kata Ibu
“Oke deh Bu, Sinar kekamar dulu yah Bu.” Jawabku
Sesampainya dikamar, aku langsung ganti baju. Setelah ganti baju, aku bergegas mengambil air wudu untuk melaksanakan shalat Dhuhur. Beberapa saat kemudian, akupun selesai shalat. Aku lalu merebahkan tubuhku diatas kasur dan aku mulai menulis di buku harianku.

Ada getaran yang beda, ketika sepasang mata yang indah itu saling menatap. Ada sesuatu, yang sangat spesial dan sangat berarti maknanya bagiku. Aku ingin, jika sepasang mata yang indah itu menjadi milikku. Aku ingin memilikinya. Ingin sekali. Tuhan, apakah ini cinta? Sampai saat ini aku masih belum mengerti. Ketika aku berada dalam sebuah hutan yang gelap dan tidak ada siapapun disana, aku bisa melihat sebuah cahaya yang terang menyala. Yah, cahaya cinta dari seseorang yang memiliki sepasang mata yang indah.

Sinar
Setelah selesai menulis dibuku harianku, tanpa sadar akupun terlelap. Sampai akhirnya, adzan berkumandang. Akupun terbangun dari tidur siangku. Aku lalu mengambil air wudu dan melaksanakan shalat Ashar. Setelah selesai shalat, aku berjalan keluar kamar. Aku duduk dihalaman belakang rumahku. Aku duduk, dan terus duduk disana. Aku merenungi nasibku. Sampai kapankah aku akan bertahan hidup? Akankah aku sembuh? Ya Tuhan. Pikiranku kacau sekarang. Tanpa aku sadari, air mataku pun mengalir. Aku dengan cepat menghapusnya, sambil berkata “Tidak Sinar! Kamu orang yang kuat, kamu pasti bisa Sinar! Jangan putus asa!”

Beberapa hari kemudian. . . . .
“Oh Tuhan, sampai kapankah aku akan bertahan?” Sudah seminggu ini pikiranku diganggu oleh pertanyaan itu. Bahkan aku sampai lupa untuk kursus memasak karena aku merasa telah hancur. Aku bukanlah Sinar yang biasanya. Kali ini aku lebih rapuh dan lebih mudah putus asa. Mengapa aku seperti ini? Apakah Tuhan akan memanggilku sebentar lagi? Entahlah, yang jelas sekarang aku tidak berminat untuk melakukan apa-apa. Aku hanya berusaha untuk memperbanyak amal baikku dan terus melaksanakan perintah-perintahNya. Mungkin ini adalah sebuah firasat, kalau Tuhan akan memanggilku sebentar lagi.

Hari-hari belakangan ini selalu aku lewati dengan murung. Tak seceria biasanya. Hingga pada suatu sore, aku bertemu dengan Rey di sebuah taman. Aku kebetulan jalan-jalan disana sendirian untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang selama ini menggangguku. Dan, Rey pun menyapaku.
“Sendirian aja Sin?” tanya Reyhan
“Iya Rey. Kamu juga sendirian?” tanyaku balik
“Iya, kamu ngapain disini? Akhir-akhir ini, aku sering melihatmu murung dan berdiam diri. Gak seperti Sinar yang biasanya. Sinar yang periang dan lucu. Ada apa?” tanya Reyhan khawatir

Akupun duduk di sebuah bangku taman, dan mulai bercerita apa yang selama ini aku alami pada Reyhan.
“Rey, kamu gak akan pernah ngerti apa yang selama ini aku rasain.” Kataku, memulai pembicaraan
“Apa maksudmu Sin?” tanya Reyhan
“Aku mencoba buat menjadi seorang yang periang dan lucu dihadapan semua orang, tapi itu hanya kebohongan yang besar. Aku rapuh Rey, aku pecundang, aku hancur!” kataku seraya menitikkan air mata
“(sambil memelukku yang sedang menangis) kata siapa? Kamu gadis yang kuat Sinar. Kamu itu adalah inspirasi bagi penderita leukimia yang lain. Kenapa kamu ngomong kayak gitu? Apa yang membuat kamu berfikir seperti itu setelah kamu bisa melupakan penyakitmu dan mencoba menjadi periang didepan orang-orang yang mengkhawatirkanmu? Kamu itu gadis yang luar biasa! Kamu tau itu Sinar? Kamu tau kenapa kamu menjadi gadis yang luar biasa? Karena kamu masih bisa tersenyum disaat kamu sedang susah, kamu masih bisa tertawa, dan kamu juga bisa membuat orang lain tertawa. Kamu luar biasa!” kata Reyhan memberiku semangat
“(tersenyum) makasih Rey, kamu udah ngajarin aku hal baru. Kamu baik banget. Sekarang, aku bakalan coba buat jadi Sinar yang dulu lagi. Makasih yah Rey. (memeluk Reyhan)”
“Iya Sinar, oiya ada satu hal lagi yang pengen aku sampein ke kamu.” Kata Reyhan membuatku penasaran
“Apa?” tanyaku
“Selama ini, ada sebuah bintang yang bersinar terang dihatiku. Aku ingin memiliki bintang itu. Ingin sekali. Bintang itu bernama Sinar.” Kata Reyhan
“Maksudmu?” tanyaku lagi
“Aku mencintai kamu Sinar. Aku sayang sama kamu. Kamu mau kan jadi pacarku?” kata Reyhan membuat jantungku serasa berhenti berdetak

Tuhan. Hatiku serasa melayang mendengar perkataan Reyhan. Aku juga mencintainya, sangat sangat mencintainya. Terimakasih Tuhan, Engkau mengirimkanku seorang malaikat yang akan terus menuntunku kearah yang benar. Akupun mengiyakan pertanyaan Reyhan, yang berarti aku mau menjadi kekasihnya. Reyhan ternyata sama denganku, dia juga sangat senang mendengar jawabanku. Terimakasih Tuhan.

Beberapa bulan kemudian . . . . .
Sudah 2 bulan aku pacaran dengan Reyhan. Hubungan kami sangat akur. Aku semakin lama semakin mencintainya. Hingga bencana itu datang. Bencana yang selama ini aku takutkan. Yah, leukimia. Penyakit itu semakin ganas. Dia tidak mau lagi bertoleransi dengan tubuhku. Hingga akhirnya, aku harus dirawat dirumah sakit. Sedih memang, aku tidak bisa melihat Reyhan yang selalu menghiburku, kemana dia? Mengapa dia tidak datang menengokku. Ya Tuhan, ada apa dengan Reyhan?
Sudah seminggu aku dirawat dirumah sakit, tapi Reyhan tidak juga menengokku. Apakah Reyhan sudah mulai bosan dengan wanita penyakitan seperti aku? Ah, itu tidak mungkin! Reyhan sangatlah menyayangiku. Sampai suatu hari, penyakitku semakin parah. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk berkata-kata. Dan hari itu, Reyhan datang dengan membawa sebuah cake kesukaanku. Ya Tuhan, Reyhan sengaja membelikan cake itu untukku? Senangnya..
“Gimana? Udah enakan?” tanya Reyhan
“(menggeleng) pe-nya-kit-ku se-ma-kin pa-rah Rey. A-ku ti-dak bi-sa ba-nyak ber-bi-ca-ra.” Jawabku dengan terbata-bata
“(menangis sambil memelukku) maafkan aku Sinar, aku tidak pernah ada disaat kamu membutuhkanku. Aku benar-benar tidak berguna buatmu Sinar. Maafin aku. Ini, aku bawakan cake kesukaanmu. Selama ini, aku kursus masak sepertimu, agar aku bisa membuatkan kamu sesuatu. Seperti cake ini. Gimana, kamu suka gak?” tanya Reyhan sambil terus menangis
“(mengangguk) i-ya, gak pa-pa. Rey-han, a-ku sa-yang ka. . . . . .
“Sinar, Sinar!! Bangun Sinar! Kamu kenapa? Jangan tinggalin aku Sinar!!! Sinaaaaaarrrrrr!!!” teriak Reyhan

Sinarpun meninggal. Dia menitipkan secarik kertas untuk Reyhan. Yang isinya. . .

To : Reyhan sayang
Ketika pemilik sepasang mata yang indah itu menjadi milikku, aku sangat senang. Bahkan, sulit rasanya untuk aku percaya kalau aku adalah pacarmu. Aku menyayangimu Rey. Meskipun aku udah gak ada disisi mu, tapi percayalah kalau aku akan selalu ada dihatimu. Aku akan selalu hidup disana, menemanimu sampai kapanpun. Aku sayang kamu Rey.
Sinar

Reyhanpun menangis. Dia sadar kalau dia benar-benar mencintai Sinar. Sosok wanita yang membuat hidupnya menjadi lebih berwarna. Yang selalu memberi tawa dihidupnya. Dialah Sinar, Sinar Mentari yang sangat dia sayangi. Yang untuk hari ini dan seterusnya, akan hidup dihati Reyhan meskipun sosoknya sudah tidak bisa lagi dilihat..

bg yandre pramana putra

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

LAMPU MERAH CINTAKU

Satu per satu daun mulai gugur dan berterbangan diudara. Bebas, dirasakn oleh mereka yang berhasil lepas dari sang pohon. Layaknya diriku yang ,merasakn bebas terlepas dari kekejaman mu. Cinta tulusku yang kau balas dengan perselingkuhan. Kau putuskan kisah kasih kita, dan pergi menjalin hubunganmu kembali bersama dia. Dengan sukses kau menghancurkan diriku yang amat sangat menyayangimu.

Pohon-pohon menari dibalik jendela kamar kostanku. Apa kamu juga rasakan apa yang aku rasakan pikirku dalam hati. Tak terasa air mataku mulai menetes kala mengingat kandasnya cinta kita.
Sebuah ketukan pintu menyadarkanku dari lamunanku, segara kuusap butir air mata itu. Segera ku ambil tasku dan membukakan pintu kamarku. Kusambut dia, Anya sahabat karipku sejak SMA. Kami bekerja ditempat yang sama. Ia selalu memberi aku tebengan pulang perginya.Ia pun juga mengetahui tentang hubunganku yang telah kandas dengannya.
Lampu Merah Cintaku
Kami berangakt melewati kampus C UNAIR. Tempat kerja kami berada dikompleks perumahan sutorejo.  pasti kalian mikirnya aku ajadi PRT alias pembantu rumah tangga. eits angan salah kami bekerjja disebuah toko online. Disana aku bekerja sebagai costumer service. Dari melayani costumer order, melayani pertanyaan-pertanyaan, hingga menerima komplain dari pembeli.
Setelah 7 am melayani para costumer. Akhirnya waktu pulang pun tiba. Sore ini aku harus pulang jalan kaki. Karna hari ini hari sabtu. Ia akan pergi dahulu bersama pacarnya. Maklumlah anak muda. Nasip-nasip LDR-an dan endingnya tetep aja putus. I don’t like it very much.

Untung saja hari ini hari sabtu jadi pulangnya lebih awal dan tak harus buru-buru sampai kostan. Tepat dilampu merah seorang laki-laki menaiki motor metic mio mengamatiku dari kaca spionnya. Tapi aku cuek saja. Makhluk semanis aku nggak akan ad yang nolah hahahaha kepedean puollll. Kulanjutkan menyusuri jalan menu kostan. sampai di kostan langsung kulepas jilbabaku dan bergegas untuk mandi. Tapi baju-baju ku yang sudah menumpuk memaksaku untuk segara mencuci meraka. Huft capek bangedddd.
Hari ini hari minggu tapi aku tetap nekat kera lembur untuk menambah penghasilanku bulan ini. Ya dari pada dirumah hanya tiduran trus bosen tidak ada teman mana aku betah coba? Tapi berhubung Anya tidak lembur aku harus jalan kaki untuk pergi kekerjaan.

Sampai dilampu merah kulihat lagi batang hidung lelaki yang yang mengendarai matic mio kemaren. Yha Allah apa ini, kenapa ia memandangiku sedemikian.
Aku belagak cuek kepadanya dan kulanjudkan menyusuri jalan. Selangkah demi selangkah akhirnya aku sampai juga dikantor.
tak terasa sore pun tiba, matahari mulai menyembunyika dari sang cakrawala. Dan ku kembali menyusuri jalan. Capek banged. Tapi rasa lelahku tiba-tiba hilang saat aku melihat lelaki yang belakangan ini selalu memperhatikanku.

Ia turun dari motornya dan menghampiriku. Betapa takutnya aku, ingin rasanya aku lari dari tatapan matanya. Tapi aku tak mampu. Lalu dengan berani ku teruskan perjalanannku dengan menundukkan kepalaku.
“ Hai” sapanya
“ Aku” tanyaku berklagak bodoh sembari menunukkan telunjuk ku ke arahku sendiri.
“ Iya siapa lagi. Aku Aka, sudah lama aku memperhatikanmu. Dan semakin aku memperhatikanmu semakin ingin aku menganalmu”

Setelah kejadian tersebut aku dan Aka semakin dekat hingga akhirnya Ia menyatakan rasa cintanya padaku.
“Via,, aku suka sama kamu maukah kamu menamani hari-hariku?” yah begitulah sikapnya, tak pernah basa-basi. Langsung saja to the point.

Jujur saja rasa sayangku ke mantanku belum hilang, tapi saat ini aku juga mulai sayang pada lelaki yang kini berada didepan mataku.
“tapi kak Aka. Aku ini orang miskin. Buktinya aku harus bekerja tak bisa kuliah sepertimu.” Bantahku agar ia sadar , Ia tak pantas mendapatkan gadis miskin sepertiku. Masih banyak wanita yang lebih pantas untuknya. “ Aku tak yakin orang tuamu memengizinkan kita bersama. Karena setatus kita.. Aku.....”tiba-tiba tangannya menutup mulutku dengan begitu lembut.
“aku menyayangimu. Itu yang terpenting.”
Sejak saat itu kami resmi menjadi seorang kekasih. Kami menjalani hubungan kami dengan bahagia. Ia mengantarku dan setelah itu ia kembali ke kampus untuk kuliah. Setiap malam minggu kami pergi bersama. Aku pun juga jarang lembur hari minggu.dengan alasan ingin memberikan waktu kepada pacarku.

Hingga suatu hari Aka berniat untuk mengenalkan ku kepada orang tuanya. Sebenarnya Aku menolak. Tapi apa dayaku menolak paksaannya.
“ owh jadi kamu yang namanya via” tanyanya ketus
“iya tante” awabku dengan sopan.
Ia mengeluarkan suatu senyuman layaknya sedang menyindirku.
“ kamu tau, kami ini orang berpendidikan, Aka adalah anak kami satu-satunya. Dia nggak pantes mendapatkan wanita miskin kaya kamu, kamu cuma mau manfaatin anakku saja kan!!!”

Aku sudah tak tahan dengan penghinaan mama kak Aka.
“ sselamat malam, saya permisi dahulu” kataku keluar rumah meninggalkan kak Aka dan Mamanya. Yha aku sadar aku tak pantas untuknya, karna status social kami yang berbeda.
Setelah itu kehidupanku kembali seperti semula. Berangkat nebeng ke Anya. Dan lembur di hari minggu. Alasanku bukan untuk kejar setoran. Tapi berusaha mendelete memori Aka diotakku. Mungkin penghinaan mama Aka mulai bisa kulupakan. Tapi rasa sayangku padanya. Tak akan surut. layaknya laut yang tak kan pernah kehabisan air.

Seperti biasa, setiap hari sabtu aku jalan kaki, karna anya yang akan malam mingguan dengan pacarnya. Kulewati lampu merah itu, teringat kembali ku kepadanya. Yang membuat aku tak habis fikir, sebegitu dangkalnyakah cintanya padaku. Sudah 3 minggu tak ada kabar. 1 pesanpun tak kuterima darinya. Atau mungkin Ia memang dilarang oleh mamanya bertemu aku dan mengajaknya untuk pindah dari Surabaya? Fikirku dalam hati.
Tak terasa langkah kakiku sudah sampai didepan pagar kos. Saat ku ingin mengambil kunci kamarku, sebuah suara yang tak asing bagiku, suara wanita paruh baya yang telah menginjak harga diriku.
Ia memegang tanganku dan berkata “selamatkan anakku”. Jantungku mulai berdetak, fiirasat buruk. Pikirku. Ia pun menceritakan yang teradi pada kekasihku.

Mama Aka menceritakan kejadian malam itu. Aka yang begitu khawatir kepadaku langsung mengambil sepeda motornya. Tepat setelah aku mendapatkan sebuah bemo. Aka bermaksud untuk mengejar bemo yang ku naiki. Naas memang saat Aka ingin menyalip sebuah mobil, dari arah berlawanan meluncurlah sebuah mobil pajero yang melaju dengan kecepatan tinggi. Kecelakaan tak bisa terelakkan.
“hampir 3 minggu ini Aka koma di rumah sakit. Baru siang ini Ia sadar, Ia tak butuh kami orang tuanya. Aka butuh kamu, tolong selamatkan dia.”

Air mataku mulai jatuh. Betapa tidak kekasihku hampir 3 minggu koma, dan aku? Apa yang ku lakukan malah menganggap Ia sudah lupa padaku.

Setelah diriku mulai tenang mama Aka mengajakku pergi kerumah sakit dimana Aka dirawat.
Betapa miris hatiku ketika kulihat tubuhnya yang terbaring lemah disebuah kamar nan megah. Ingin sekali ku menggantikan posisisnya. Ku masuk keruangan tersebut. Ku dudukkan tubuhku disebuah bangku yang berada disamping Aka. Ku pegang tangannya yang begitu lemah. Inilah tangan yang selalu memberiku kehangatan, memberiku kasih sayang.

Tiba-tiba saja mata itu terbuka.
“Via,,,, kamu nggak papa sayang” tanyanya dengan suara yang amat lirih, hampir saja aku tak mendengarkannya. “ harusnya aku yang tanya begitu kepadamu” sahutku.
“ aku selalu baik-baik saja jika kamu disampingku” awabannya yang sangat menyentuh memaksa air mataku kembali menetes. “ dan aku akan hancur saat aku melihat air mata keluar dari mata indahmu”. “aku nggak nangis kok” sahutku melawan air mata ini. Namun sayang pertahananku hancur dan air mata itu tak sanggup lagi ku tahan. Tangan lembutnya mengusap air mata dipipiku.
“ Aku sayang kamu” katanya dengan penuh perasaan.
Sejak saat itu hubunganku kembali terarjalin dengan Aka. Lampu merah kini berubah menjadi lampu hijau.
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

LEBIH INDAH

“Aku benci merindukan kamu, tapi aku lebih benci lagi ketika sadar aku bukan lagi siapa-siapa kamu, satu hal yang menyakitkan dari sebuah perpisahan yang tidak baik-baik, adalah ketika rindu tak lagi bisa disampaikan, semuanya terhalang jeruji-jeruji benci, berkali-kali aku mencoba lari, lari dari kenyataan yang menghampiri, semuanya sia-sia, kamu pergi..”

Aku menatapi langit-langit kamar yang penuh dengan kehampaan dengan ditemani soundcloud dari Oka yang setiap katanya bergumam ditelingaku, membayangi apa yang telah terjadi walaupun itu seringkali membuat air mataku keluar tiba-tiba. Itu sudah menjadi kebiasaanku sebelum tidur selama kurang lebih 3 bulan ini.
“Ya tuhan, jangan sampai aku memimpikannya malam ini. Aku tidak mau ia hadir dalam mimpiku lagi”. Begitulah doaku setiap aku ingin tidur. Yang dulu berharap bermimpi indah karena kehadirannya dalam mimpiku, kini dia menjadi mimpi buruk bagiku. Karena setiap aku memimpikannya, setelah aku terbangun dari tidurku. Aku sangat merindukan sosoknya, sosok yang selalu mengucapkan selamat pagi padaku setiap hari.
Lebih Indah
Setiap pagi, benda yang pertama kali aku cari adalah handphone. Berharap ada keajaiban menghampiriku, yaitu diucapkan ‘selamat pagi’ oleh seseorang yang ku harapkan. Tapi, sudah tau itu tidak bakal terjadi, aku tetap saja melakukan hal itu setiap aku bangun dari tidurku.
Namaku Neila, gadis berjilbab yang suka lemot dan aslinya pemalu tetapi percaya dirinya bisa dikatakan cukup baik kata teman-temanku, aku juga bisa menjadi pendengar yang baik buat orang lain. Bahkan banyak yang bilang kalau aku dewasa..
Sudah menjadi kepribadianku yang selalu memasang muka cemberut layaknya tidak punya semangat hidup. Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi pada diriku. Semuanya berawal dari tanggal 19 November 2012. Aku menjadi pribadi yang lemah, yang bisanya diam dan termenung. Tenggelam dalam kesendirian dan kesedihan. Ahh.. aku tidak berharap menjadi seperti itu, tapi apa daya? Betapa bodohnya diriku. Tidak heran teman-temanku sering memanggilku ‘miss galau’ karena kerjaanku hanya galau dan galau..

Menurutku, move on itu susah. Aku telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang dulu sewaktu duduk dibangku kelas X, aku sekelas dengannya. Kurang lebih sekitar 14bulan lamanya, tentu saja bukan waktu yang lama menurutku, terlalu banyak kenangan bagiku selama bersamanya. Dan disaat aku sangat menyayanginya, dia pergi. Mungkin itu alasanku yang membuatku susah move on.
“Ada yang punya program movie maker? Aku minta soft copynya dong” Tanyaku kepada teman-teman yang ada di UKS.
“Ga punya, coba kamu download saja di google. Pasti ada” jawab salah satu temaku.

UKS adalah salah satu tempat yang bisa menghapuskan galauku sejenak. Karena kehadiran teman-teman yang bisa menghiburku. Selain UKS, tempat favoriteku untuk bisa melepas tawa adalah sekre OSIS. Disaat inilah aku mengenal arti teman yang sebenarnya, ada disaat sedih. Aku merasa lebih baik jika berada disekolah karena aku bisa melupakan kegalauanku walaupun itu hanya sementara.
“Movie Maker Windows aja downloadnya, program itu lebih simple dan ga rumit” kata temanku yang kebetulan ia adalah anak IT disekolahku.
“Oke, terimakasih ya” Jawabku.
Aku terpikir akan membuat sebuah video yang menceritakan masa laluku saat bersamanya. Itu terinspirasi dari temanku yang menghadiahkan video untuk pacarnya. Sampai dirumah, aku langsung membuka laptop dan mendownload program dan mengumpulkan foto-fotoku yang dulu sampai sekarang saat masih bersamanya. Entah begitu semangatnya, aku mengubrak-abrik laptop sampai larut malam. Kali ini, sebelum tidur. Aku hanya berharap video itu cepat selesai dan bisa aku beri kepadanya.
Setelah 3 hari aku membuat video kecil berdurasi sekitar 25 menit. Aku lega walaupun hasilnya kurang memuaskan. Setidaknya didalam video itu sudah mewakili perasaanku terhadapnya dan saat dia melihat apa yang ada didalam video itu, dia bisa mengerti keadaanku.

Keeseokan harinya, aku bertemu dengannya. Dia, mantan yang paling aku harapkan untuk bisa kembali kedalam kehidupanku. Orang yang selalu hadir dalam doaku dan harapanku. Namanya, Darel. Sebelumnya aku sudah menghubunginya dan bilang aku ingin memberikan sesuatu kepadanya. Dengan ekspresi muka yang bisa dibilang ‘malas’ melihat sosokku. Aku memberanikan diri untuk mendekatinya dan dia juga mendekatiku.
“Ini untuk kamu” ucapku
“Apa ini? Pegang aja dulu di kamu” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku
“Aku gabawa tas. Besok saja aku ambil” jawabnya.
“yasudah” jawabku sambil membuang CD itu ke lantai.
Yang aku harapkan, dia menghargaiku. Tapi ternyata tidak sama sekali. Aku menunggu dia menghampiriku untuk menanyakan CD itu. Tetapi dia sama sekali tidak ada, mungkin dia sudah berpikir ‘masa bodo’. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk datang kerumahnya.
Aku melaju kerumahnya yang bisa dibilang cukup jauh dari sekolah, dan juga jalan kerumahnya yang menanjak. Awalnya aku tidak berani mengendarai motor pada jalan seperti itu. Tapi setelah aku sudah tidak bersamanya, aku memberanikan diri. Tiba-tiba dipertengahan jalan, turun hujan yang lebat. Awalnya aku sudah berpikir untuk menyerah karena aku juga takut dengan jalannya yang nanjak dan licin. Tapi pikiran itu aku kurung dan tetap ingin memberikan CD itu padanya.
Sampai dirumahnya, aku tidak tau harus bagaimana cara untuk memberikan CD itu. Dan aku terpikir untuk memberikannya diam-diam, aku menuliskan beberapa kalimat dikertas kecil: “Maaf, bukan maksudnya untuk ganggu kehidupanmu lagi. Aku hanya ingin kamu mengerti perasaanku”. Kurang lebih seperti itu, aku menyelipkan kertas itu ditempat CD dan meletakkannya didepan rumahnya secara diam-diam. Dan aku bergegas ke motor dan berjalan pulang..
Belum jauh dari rumahnya, terpikir dibenakku “Apa caraku itu benar? Bagaimana jika ibunya melihat CD itu? Apakah itu cara yang sopan untuk memberikan sesuatu?”. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali kerumahnya, dan melihat kearah rumahnya. Dan aku terkejut, CDnya sudah hilang! Aku bingung dan berpikir panjang didepan rumahnya.

Setelah 15 menit kebingungan, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
“tok.. tok.. Assalamualaikum” salamku.

Sudah lama aku mengetuk pintu dan tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Aku berpikir tidak ada orang didalamnya. Tapi saat aku melihat jendela yang mengarah ke kamarnya, aku melihatnya sedang menonton videoku! Lalu aku kembali mengetuk jendelanya.
“Hey buka pintunya, aku tau kamu ada didalam”.
Darel melihat ke arah jendela dan bergegas keluar dan membuka pintu.
“aku kira kamu ibuku, makanya aku tidak membuka pintu”

Didalam pikiranku, apa dia tidak bisa mengenali suaraku? Selama setahun lebih bersama, mustahil jikadia tidak bisa mengenali suaraku.
“Masuk dulu, hujan loh” sahutnya
“mm.. gausah kayaknya. Aku langsung pulang aja. Liat ya videonya”

Dan hal yang tidak ku harapkan, hujannya semakin lebat.
“mm.. kayaknya aku numpang neduh dulu deh hehe” ucapku sambil menahan malu dan tawa.
“Yaudah ayo masuk. Motor kamu dimana? Biar aku naikin ke atas” jawabnya
“Ah tidak usah, biar saja disitu”jawabku
“Heh kamu ini” dia mengambil handuk dan menutupi kepalanya dan pergi kearah motorku.
Kamipun berjalan menuju motorku. Tiba-tiba ia menutupi kepalaku dengan haduk yang dipegangnya, disaat itu aku benar-benar ingin menangis. Sudah lama aku tidak merasakan hal itu, hujan-hujanan bersamanya. Sambil bercandaan dia menutupi kepalaku dengan handuk itu. Ahh.. momen yang diluar dugaan..

Didalam rumahnya, aku menemaninya menonton pertandingan klub bola kesayangannya. Dan sekali lagi, sudah lama aku tidak menemaninya nonton bola. Dulu, saat aku masih bersamanya, saat klub kesukaannya mencetak gol. Dia teriak ke arahku dan mencubitku juga menggocangkan badanku saking senangnya. Sekarang? Aku hanya bisa terdiam melihatnya teriak saat ia menonton bola.
“Ah.. mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkit masalah hubungan kami” dalam hatiku bergumam.
“Aku dengar kamu sedang dekat sama temen sekelasmu” tanyaku.
“Itu Cuma gossip”
“benarkah? Tapi kamu mengakui kepada teman-temanku kalau kamu pacaran sama dia?
“Itu Cuma pacaran bohongan. Tapi kalo beneran juga aku ga nolak”

Ah… bayangkan apa yang aku rasakan saat itu. SAKIT!
“Aku dengar juga kamu suka sama kakak kelas? Tanyanya.
“Siapa bilang? Itu Cuma bercanda”
“Bohong! Ayolah jujur, mana tau aku bisa bantu kamu dengannya”

Ah.. betapa bodohnya dirimu. Sudah jelas-jelas yang aku harapkan selama ini adalah kamu..
“Apa kamu tidak bisa memikirkan kembali apa yang selama ini aku ungkapin? Tanyaku

Dia hanya terdiam sambil menonton pertandingan di TV..
“hey.. jawab dong”
“Ahh sudahlah. Biarkan aku tenang menonton, jangan rusak keadaan dong”.
Sabar… aku sudah terbiasa diabaikan seperti ini. Aku kira aku bisa berharap bisa kembali ke kehidupannya. Kondisi yang sama seperti waktu itu.. kerumahnya dalam kondisi hujan-hujanan bukan pertama kalinya bagiku. Saat itu dia sakit dan tidak masuk sekolah, dalam status aku dan dia sudah putus. Aku menjenguknya dan membawa makanan dan jus, lagi-lagi dalam keadaan hujan-hujanan sampai aku mendapat kecelakaan kecil saat perjalanan kerumahnya. Sampai dirumahnya, dalam kondisi tubuhku basah, dia memelukku dan melihatku terharu. Dan dia berkata ‘sayang’ kepadaku, padahal saat itu kami tidak mempunyai status apapun. Dan setelah itu akhirnya kami balikan, dan tanggal 16 November 2012 tidak menjadi failed anniversary kami yang ke-14 bulan. Tapi, keadaan sekarang berbeda. Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi untuk kami kembali.

Terhitung dari putus, aku masih menghubunginya dan memperjuangkannya untuk bisa balikan. Sampai akhirnya dia mendapat pacar baru dan disaat itu aku berhenti menghubunginya. Dan saat dia telah putus, aku kembali menghubunginya, tetapi tidak seperti dulu yang benar-benar ngeperjuanginnya. Dan tak lama itu akhirnya dia kembali mendapatkan pacar, disaat itu juga aku merasa lelah dan tersadar bahwa semuanya sia-sia.
“Jika kamu tau, semua yang aku perjuangkan ini telah menyebabkan luka dibanyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain, Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan jika kamu akhirnya mendengarkan ini ketahuilah aku sudah benar-benar pergi. Mungkin, banyak yang lebih baik dari kamu, tapi ngga akan, ngga akan ada yang seperti kamu. Kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini berharap semuanya berlalu, semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu, tapi biarkan semuanya berlalu, tentang aku dan kamu.”

Selama aku memperjuangkannya, hadir sosok teman yang selalu mendengar keluh kesahku. Dia seorang pria yang selalu aku harapkan kehadirannya, karena aku sudah terbiasa ditemani dengan candanya yang tidak jelas tetapi bisa menghiburku saat aku down dan sedih. Setelah aku mencoba melupakan masa laluku, aku perlahan bisa dan mulai membuka hatiku untuk yang lain. Tetapi, entah mengapa teman baikku memberikan perhatian yang lebih. Perhatian yang aku artikan berbeda, bukan sekedar teman dan aku berpikir itu lebih. Dan lama kelamaan aku merasa nyaman dengan perhatiannya dan aku merasa senang saat mengobrol dengannya. Sampai aku merasakan perasaan yang membuatku bingung. “Apakah aku menyukainya?” aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku setiap kali ia memulai percakapan lewat bbm, twitter, maupun sms.
“Tak apa, aku sempat putuskan untuk mencari lagi, mencari sosok seperti kamu yang dulu ada dihati hingga aku sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri, rasa mati, semuanya hanya rasa mati”.
“Apa yang aku rasakan ini? Aku tidak hanya ingin dia menjadi temanku, tapi apa itu mungkin? Dia adalah teman baikku, dia juga adalah teman baik mantanku, dan mantannya adalah teman baikku. Ahh.. kenapa aku harus mempunyai perasaan ini? Tanyaku dalam hati.

Sudah lama kami bersama Adli, teman baikku yang dia-diam menjadi orang yang istimewa bagiku, dalam candaan dan perhatian yang lebih dari sekedar teman. Seperti mempunyai hubungan yang special layaknya orang pacaran. Kini setiap pagi, kebiasaanku itu tidak sia-sia. Setiap hari juga aku mendapat ucapan ‘selamat pagi’ darinya. Aku sangat merasa lebih baik karena kehadirannya. Sosoknya seakan menjadi pelangi saat hujan badai.
“Dan kau hadir, merubah segalanya menjadi lebih indah. Kau bawa cintaku setinggi angkasa. Membuatku merasa sempurna. Dan membuatku utuh, tuk menjalani hidup berdua denganmu selama-lamanya. Kaulah yang terbaik bagiku”

Lagu itu benar-benar menggambarkan sosoknya, dia datang disaat yang tepat. Semakin lama semakin perasaanku mendalam padanya. Ditambah lagi, dia menyanyikan lagu-lagu kesukaanku diiringi gitar. Nyanyiannya seakan menyihirku, dan yang terpikir dariku adalah, aku ingin memilikinya secara utuh..
Suatu hari, aku memberanikan diri untuk menanyakan hal yang berkaitan dengan status apa yang selama ini kami jalani. Dia juga bingung dengan pertanyaanku dan tiba-tiba dia mengungkapkan perasaannya bahwa ia menyayangiku tetapi dia ingin punya waktu yang tepat untuk melanjtui kehubungan yang nyata. Ya.. pacaran. Dia ingin aku menunggunya, dan aku meng-iyakan permintaannya. Dan dia berjanji tidak akan memberikan harapan yang tidak pasti dan tidak akan mengkecewakanku.

Hari-hari telah ku lewati bersamanya seperti pasangan kekasih tapi masih dalam sikap yang malu-malu. Aku makin merasakan kenyamanan pada dirinya, dia selalu ada disaat aku membutuhkan seseorang yang bisa mengerti keadaanku. Semakin lama juga, semakin perasaanku tak terhingga, aku ingin segera memilikinya dengan utuh. Ya, aku tidak mau kehilangannya walaupun dia bukan milikku.

Aku berharap suatu hari aku akan merasakan bahagia karena senyumannya yang selalu menghiasi hari-hariku, dan semuanya berawal dari canda tawa..
“Mau nonton drama bareng sama aku?” ajaknya.

Akupun mengiyakan, aku pergi bersamanya. Selama perjalanan, kami bersenda guraw, tertawa karena sikapnya yang tidak jelas, ngeselin tapi mampu membuatku tertawa. Ah.. mungkin itu hari paling bahagia bagiku, sampai dirumah dia mengirimkanku pesan lewat BBM.
“Kamu mau jadi pacarku?”

Seakan aku ingin teriak, lebay sih tapi itulah yang kurasakan. Aku tak sanggup menahan senyum dan bahagia. Lalu aku mengiyakan pertanyaannya. Dan hari itu adalah hari dimana kebahagiaan baru aku awali. Hari yang aku tunggu, hari yang aku impikan. Yang bisa memilikinya utuh, membuatnya bahagia. Aku bersyukur dengan keadaanku yang sekarang, aku menikmati kebahagiaanku yang sekarang. Sungguh, aku sangat menyayangi mantan temanku itu, mantan teman? Ya karena sekarang dia telah menjadi pendampingku yang bisa disebut ‘pacar’. Dan masa laluku, telah aku lupakan dan hanya menjadikan itu sebuah kenangan.

Kini aku percaya, bahwa ada rencana lebih indah dibalik kesedihan yang mendalam. Tergantung kamu menghadapinya, sesabar apapun kamu pasti akan ada hasil yang tidak akan mengecewakanmu. Tuhan itu adil, ia memberikanmu kesedihan agar kita bisa belajar artinya kesabaran. Dan itu akan dibalas dengan kebahagiaan yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Roda terus berputar. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan menantimu. Buatlah kebahagiaan yang bukan sesaat, bukan yang mudah datang dan pergi.. Jagalah kebahagiaan itu dengan tulus, sebelum semuanya pergi dan tak akan kembali. Cinta diiringi kebahagiaan membuat segalanya lebih indah..
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KARENA HANYA MELIHATMU TERSENYUM SAJA, ITU SUDAH CUKUP

Cinta, apakah kau yakin dengan cinta? Apakah cinta yang kamu rasakan saat ini adalah cinta yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan terus menjadi cintamu untuk selamanya?

Apakah cinta tak pernah membuatmu terjatuh? Jika ia...

"brak!!" suara tabrakan yang membuat langkahku terhenti. "aduh.. Maaf, maaf, aku nggak sengaja.." kata seorang perempuan yang terjatuh karena menabrakku tadi. "oh, nggak apa-apa kok. Kamu baik-baik saja kan? Sini, biar aku bantu" ucapku. "makasih.." kata si perempuan itu sambil menerima uluran tanganku.
Sesaat setelah berdiri dan kembali rapi, perempuan itu langsung saja berlalu dan mulai mempercepat langkahnya. Aku terdiam sejenak, memikirkan apa yang baru saja terjadi, mengingat-ingat kembali sosok perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi.. "hey!! Buruan! ini jamnya pak Bambang loh.." suara dari belakang memanggilku. "oh, elu Yan, ayo.." jawabku.







Kami pun mulai melangkah menuju ke kelas yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang sekolah tempatku berdiri ini. "tadi itu siapa?" tanya Iyan di selah-selah langkah kami. "yang tadi? Siapa?" tanyaku kembali. "yahh.. Pura-pura bego', cewek yang nabrak lo tadi itu siapa?" jelas Iyan. "ooo.. Cewek yang tadi? Gue nggak tau juga tuh, ketemu aja baru tadi." jawabku. "ohh.. Eh, tapi dia cantik juga, Kira-kira dia kelas berapa yah?"."iya juga sih, tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi, kita kenalan.." janjiku kepada Iyan. "beneran yah? Awas lo kalau kenalannya nggak ngajak-ngajak gue" ancam Iyan. "iya deh.. Gue janji" jawabku.

Bel pulang telah berdering, gerbang sekolah ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang ingin pulang..
Tapi pandanganku tak berpaling lagi setelah ku lihat seorang wanita sedang terdiam manis di depan gerbang. "wah, betul kata Iyan. Kau memang cantik" batinku. Perempuan yang berdiri itu adalah perempuan yang menabrakku tadi pagi di gerbang sekolah. Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar kenalan.. Tapi, baru saja ku memulai langkah, ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan ternyata orang itu adalah Iyan teman dekatku sendiri. "duh, katanya kalau mau kenalan harus barengan, barengan apaan kalau kayak gini?" batinku. Terpaksa keinginan untuk berkenalan dengannya harus ku tahan dulu, ini bukan waktu yang tepat menurutku..

Sesampai di rumah, otakku masih saja memikirkan siapa sebenarnya wanita itu, apakah anak baru? Atau hanya aku saja yang baru melihatnya? "cewek itu, namanya.. siapa yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Di kamar kesayangan, ku coba mengingat-ingat kembali paras wajahnya.. Sungguh, dia memang menawan. Kulitnya yang putih, rambutnya yang lurus terurai, matanya yang indah, apalagi jika ditambah dengan ekspresi panik seperti tadi.. Kau semakin cantik. Ada getaran aneh jika memikirkannya. Padahal baru ketemu.. Perasaan apa ini? Cinta? Ini tidak mungkin cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..

Hari telah berganti lagi. seperti biasanya, ke sekolah..
Aku adalah siswa di salah satu SMA di ibu kota, namaku Adli. Sekarang aku duduk di bangku kelas XI dengan umur 17 tahun, dan bicara tentang hobi, aku lebih senang dengan hal-hal yang berbau musik.

Di sekolah, suasana masih seperti biasanya, pak satpam yang menjaga di gerbang sekolah, kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi setiap sudut sekolah, dan para wali kelas yang sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada satu yang beda.. Entah kenapa di pagi ini ada panggung kecil di tengah lapangan, dan di sana telah banyak orang yang berkumpul. Dentingan suara mic mulai terdengar dari speaker, dan setelah itu terdengar suara alunan gitar acoustic yang dibarengi dengan suara yang lembut. "you know all the things i said, you know all the things that we have down, and the things i gave to you.." lagu ten2five yang mengalun indah, memenuhi seluruh lapangan sekolah. Terdengar enak dan merdu di telinga. Rasa penasaran mulai menyerang pikiranku, ku perdekat langkah ke panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi semerdu itu. Langkahku semakin dekat, dan dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang bernyanyi di panggung itu. "itu kan cewek yang kemarin?" tanyaku di dalam hati. 
Sungguh dia memang wanita yang keren. selain cantik, dia bisa main musik juga, sambil nyanyi pula. Salut! "gimana? Keren kan?" suara dari samping kanan membuatku spontan menjawab tanpa menoleh "keren banget!". "kamu suka?" tanya suara itu lagi, tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan menoleh "elo Yan? Ngapain kamu nanya-nanya gitu?". "gini bro, soalnya semua ini saran gue ke Alya, biar orang-orang tertarik masuk ekskul musik" jelas Iyan. "ooo.. Gitu." jwabku singkat. "Alya.. Nama yang indah.." puji ku di dalam hati.

Tiba-tiba, suara lembut dari belakang memecahkan obrolanku dengan Iyan. "Iyan, makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan, setelah ini akan makin banyak yang ikut ekskul nanti"."eh, Alya.. Iya, sama-sama" jawab Iyan. Sambil menunjuk ke arahku, Alya berkata.. "ngg.. Kamu yang waktu itu kan? Yang aku tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku terburu-buru soalnya.."."eh, iya. Nggak papa kok". Jawabku dengan sedikit grogi. "kenalin, namaku Alya.." kata Alya spontan sambil memberi uluran tangannya yang dibarengi dengan senyum yang indah. "aku Adli, sudah tahu kok dari Iyan.." responku sambil membalas uluran tangannya. "Hehe.. Kalian sahabatan yah? Atau lebih dari sahabat?" canda Alya. Belum sempat aku menjawab, Iyan langsung saja menerobos. "bener banget! Kita sering tidur bareng malah"."wah, klop banget! Kalian pasangan yang fenomenal. Hehe.." canda Alya lagi. "eh, nggak kok. Gue masih normal. Iyan aja tuh yang sering banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di kelas. Bela ku yang tak ingin membuat Alya menjadi ilfeel. "iya deh.. Percaya percaya.. Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang minat tuh. Daah..?" kata Alya sambil meninggalkan kerumunan penonton. "daah.." balas kami secara serentak."gile lu! Ngapain pake bongkar kartu segala?" kesal Iyan kepadaku. "yang buka kartu duluan siapa? Kamu kan? Dasar lo bocah mesum!". Ejekku kepada Iyan dan berlalu meninggalkan lapangan menuju ke kelas.

Sungguh, Alya memang cantik.. Dia berbeda, tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris, supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria.. Mungkin, aku memang telah jatuh cinta kepadanya..

Sudah seminggu setelah hari kenalan ku dengan Alya. Dan karena kami satu angkatan, kami selalu berbagi dan sharing tentang pelajaran sekolah kami.. Tak ku sia-siakan kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat untuk mengenal Alya lebih jauh, dan untuk mencari tahu apakah dia memang juga memiliki rasa terhadapku.
"Dli, lo suka sama Alya yah?" tanya Iyan di sela-sela jam pelajaran. "suka? Nggak lah.. Terlalu cepat untuk suka Yan, apalagi minat buat di jadiin pacar.." Sangkalku."yang bener lo?" tanya Iyan. "yang bener lah.." sangkal ku lagi.

Rasa ini tak akan ku umbar kecuali jika Alya juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan yang ku lihat saat ini Alya tidak begitu memberi sinyal-sinyal yang sangat nyata..

Untuk yang kesekian kalinya, aku dan Alya bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan biasanya ngobrol dulu. Kami mulai sedikit akrab, sehingga Alya juga sudah sering bercanda dan mulai bertanya tentang urusan pribadiku.
"eh, Adli. Kamu kok ngomongnya cuma sama aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar kamu mana?" sungguh, pertanyaan Alya yang satu ini membuatku semakin berharap.. "ngg.. Nggak kok, aku biasa juga sih ngobrol sama yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit memuji. "bisa aja kamu.."

ku mulai langkah awalku, aku akan berkonsultasi kepada Iyan dan meminta sarannya..

Baru ku mulai mencari Iyan, tiba-tiba dia langsung saja muncul dengan ekspresi yang sangat ceria. "Adli, gue punya kabar gembira bro.." ucap Iyan. "ee.. Gue juga punya kali.." ucap ku juga yang ingin duluan ngomong. "alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya adalah gue jadian sama Alya bro.. Gue nggak nyangka banget. Trnyta PDKT dan pengorbanan ku selama ini nggak sia-sia bro.. Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak dia di depan teman-teman sekelasnya. Dan langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau ngomong apa? Cepetan! Habis ini langsung gue traktir lo makan sepuasnya di kantin." jelas Iyan yang ternyata telah jadian dengan Alya. "wah, keren bro! selamat yah!" responku. "makasih bro.. Nah, sekarang giliran lo yang cerita." pinta Iyan. "eh, nggak jadi bro. Jam ekskul udah selesai. Gue ke kekelas duluan yah?". Alasanku ke Iyan. "yah, nggak asik lo, trus traktirannya?" tanya Iyan lagi. "kapan-kapan aja yah? Gue duluan. Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan Iyan dengan perasaan yang sangat rapuh.

Sungguh, ini mungkin egois. Tapi sangat sedih terasa jika mengingat kembali pengakuan dari Iyan. Aku suka Alya, dan Iyan telah menjadi pacarnya Alya.. Apa yang harus ku lakukan? Mengatakan perasaanku kepada Alya? Tapi Alya telah menjadi milik orang lain..

Sesampai di rumah, yang ku lakukan hanyalah pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah pergi..
Seandainya jika aku jujur terhadap Iyan tentang perasaanku yang sebenarnya kepada Alya, mungkin nasibku tak akan semalang ini..

Kini, hari-hari ku lebih banyak dipenuhi dengan kemesraan antara Adli dan Alya.. Sakit memang, tetapi aku akan tetap tegar dan bertahan..

Alya, tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa jika bukan aku yang selalu menemani hari-harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang selalu membuatmu tersenyum..

Aku rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak bisa selalu berada di sampingmu..

Karena, hanya melihatmu tersenyum saja.. Itu sudah cukup..

by yandre pramana putra

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KALAU GUE SINGLE MASALAH BUAT LO?

Seperti biasanya setiap minggu pagi Nanda menghabiskan weekend dgn menonton dvd dirumah sambil mencomot donat-donat kecil rasa coklat dikamar tercintanya. Nanda lebih suka menghabiskan weekend dirumah ketimbang jalan-jalan ke mall bersama teman-temannya, nonton bioskop atau kencan sana-sini. Bagi Nanda tugas seorang pelajar adalah belajar, bukan cari pacar.

Mungkin Nanda bukan gadis yang famous disekolahnya. Nanda lebih suka mengahbiskan waktu istirahat di perpustakaan atau TIK room untuk bermain game online atau sekedar update sosial media. Walaupun jarang hangout seperti teman-temannya, Nanda termasuk orang yg tidak bisa dikatakan ketinggalan jaman karena, wawasan super luas.
" Lo nggak dateng Nan di pestanya Rama? ," Tina duduk disebelah Nanda yg sedang asyik membaca novel terbaru karya Esti kinasih. Tina sahabat terbaik Nanda sejak SMP, anaknya manis, lucu, baik, pintar dan satu lagi super bawel tapi, Nanda tetap nyaman berteman dgn Tina sampai detik ini.
" Males ah, mending bobo dirumah. " Jawab Nanda ringan sambil menutup novelnya.
" What? gue nggak habis pikir kenapa sih lo nggak bisa nyenengin hati bentar aja. Ngandang mulu ! "Plis deh nggak usah bawel Tintin, suka-suka gue kenapa. Kalau elo mau dateng ya dateng aja, beres kan. " Nanda meninggalkan Tina yang masih dongkol.
" Tuh anak diciptain didunia ini buat apa sih? buat ngandang dirumah doang kali ya, aneh. " Tina pun berlari mengejar Nanda yg sudah hilang entah kemana.

Kalau GUE SINGLE masalah buat LO ?
Panas nya benar-benar stadium akhir. Kalau bukan karena alasan yang logis Nanda tdk akan mungkin mau menunggu Tina. Padahal niatnya setelah pulang sekolah ini Nanda mau neraktir Tina makan mie ayam tapi Tina katanya sedang ada janji dgn Joni, pacar Tina.
Nanda mendengar suara aneh, seperti langkah kaki seseorg. Belum sempat Nanda membalik tubuh untuk melihat siapa orang itu, tangan seseorg sudah membekap mulutnya dan membuat Nanda pingsan.

" Elo apa-apaan sih Tintin, nggak lucu tahu! "
Ternyata Tina dan Joni sengaja menyandra Nanda dikamar Tina sore ini. Tina dan Joni ingin membawa Nanda ke Pesta ulang tahun Rama.
" Udah ya nanda sayang, gue sama Joni lagi ngidam nih mau bawa elo ke pestanya Rama. Stand by aja disitu, gue yang bakal dandanin elo. "
Nanda hanya pasrah saat Tina memoleskan sedikit foundation, bedak, eyes shadow, dan segala tetek bnengek make up ke wajahnya. Sumpah demi apapun Nanda sangat tersiksa dengan make up di wajahnya. Kalau saja Tian dan Joni tidak membekap mulut dan mengikat tangannya mungkin Nanda sudah memberontak, menampar Tina dan Joni lalu lari sekencang-kencangnya.
" Hai Nan, elo cantik banget tapi kenapa dibekap gitu? " Darma yang sedang berdiri didepan pintu masuk kagum dgn penampilan Nanda.
" Iya nih Darma, Nanda nakal kalau enggak dibekap sama diikat bisa lari. " Tina dan Joni tersenyum sambil berlalu meninggalkan Darma.
" Ini Nanda permata? " Rama menghampiri Nanda yang sedang asyik dengan salad buahnya.
" Iya, emang kenapa? "
" Tumben elo mau dateng ke acara beginian, so makasih ya Nan elo dateng ke pesta gue, " Rama tersenyum manis ke arah Nanda. Nanda hanya mangut-mangut lalu pergi meninggalkan Rama tanpa sepatah katapun.

Semenjak kedatangan Nanda ke pesta Rama banyak cowok yang diam-diam sering mengamati Nanda. Mereka seakan-akan terkena magnet Nanda yang ternyata baru disadari para cowok-cowok itu.
" Mereka ngapain sih ngeliatin gue kayak gitu Tin? " Nanda sedikit risih dgn pandangan anak kelas sebelahnya yang sejak tadi memperhatikan Nanda.
" Nanda mereka itu kagum sama elo, maybe diantara mereka mungkin juga suka elo. "
" Eh gila ya, pada rabun gitu mata mereka. Apa coba yang disuka dari gue, ngaco deh elo tuh tin! " Nanda tertawa lalu kembali fokus dengan komik Conannya.
" Wo elo itu dibilangin malah gue dibilang ngaco. Terserah elo deh Nan. "

Rama menurunkan kaca mobilnya dan mengamati Nanda yang sedang asyik mengantre donat ditoko roti. Rama mengamati Nanda yang dgn santainya mengantre donat dikasir sambil mendengarkan lagu lewat earphonenya.
Rama segera menutup kaca mobil nya saat Nanda keluar dari toko. Rama mengikuti laju motor Nanda yang mengarah ke taman pinggir kota. Rama semakin penasaran saat menguntit Nanda dari belakang. Nanda terus berjalan menyusuri jalan setapak menuju sbuah gubuk kecil yang indah dengan dihiasi mawar putih.
Rama memandang Nanda dibalik pohon Mangga yang tdk jauh dari gubuk itu.
Nanda membuka kantong yang berisi donat lalu mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya.
" Itu anak ngapain disini coba? " Rama semakin penasaran. Rama kaget minta ampun saat tiba-tiba Tina muncul dari belakang tubuhnya.
" Hayo! ngikutin Nanda ya, eciee suka Nanda ya Ram? " Rama membungkam mulut Tina rapat-rapat karena suara Tina bisa membuyarkan semua mata-matanya.Rama tahu semua tentang Nanda. Salah satunya tentang prinsip Nanda yang tidak mempunyai pacar sebelum kuliah. Rama sangat menghargai prinsip Nanda, Nanda memang berbeda dari gadis-gadis lainnya. Dia dewasa namun ternyata Nanda juga sangat manja terhadap mamanya. Nanda tak punya waktu untuk memikirkan cowok mana yg pantas untuknya, karena Nanda lebih syka dgn dunianya tanpa cowok manapun.
Baginya " Single itu prinsip. Bukan berarti gue gak bisa punya cowok. "

Nanda mondar-mandir didepan ruang sekretariat kampusnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya, sejak satu jam yg lalu Nanda menunggu dosen pembimbingnya keluar sambil membawa kertas berisi " Beasiswa " untuk dirinya.
" Tuhan-tuhan bantu aku, aku ingin sekali beasiswa itu. " Nanda terus mondar mandir tanpa sengaja dia menbrak seorang laki-laki yg sedang membawa setumpukkan buku.
" Aduh! lain kali kalau jalan lihat-lihat dong! "
Nanda terkejut saat tahu bahwa laki-laki itu adalah Rama.
" Rama? "
" Nanda? " Rama meletakkan buku-bukunya dikursi. Rama dan Nanda pun duduk dikursi tunggu sambil bicara panjang lebar.Rama datang ke rumah Nanda malam ini. Rama sengaja datang tanpa memberitahu Nanda karena dia ingin memberi surprise di hari ulang tahun Nanda hari ini.
" Oh nak Rama silahkan duduk, tante panggilkan Nanda ya, " Rama menunggu diruang tamu sambil mengeluarkan sekotak donat favorit Nanda.
" Elo kesini nggak bilang gue dulu, ada apa Ram? " Nanda duduk disebalah Rama dan tanpa babibu segera membuka kotak donat yg dibawa Rama.
" Elo ya, bilang makasih dulu kek, apa kek. " Nanda tersenyum lebar sambil mencomot donatnya
" Gue mau bilang sesuatu Nan, tapi elo jangan marah ya? " Nanda mangut-mangut.
" Gue sayang sama lo, gue nggak tahu ini perasaan udah berapa lama nginep dihati gue sejak SMA. Gue tahu elo lebih suka single tapi .. " belum selesai Rama bicara Nanda sudah menyuapkan paksa donat ke mulut Rama.
" Elo telen deh itu donat, gue mau bikin minum dulu. "
Nanda pergi meninggalkan Rama yg masih terdiam tak mengerti.
Lalu beberapa langkah kemudian Nanda berbalik kearah Rama lagi dan mengigit sebagian donat dimulut Rama dgn mulutnya, sambil mencium pipi Rama.

Rama hanya tertawa menyaksikan kelakuan aneh Nanda. Namun dia begitu senang dan begitu bahagia.

by yandre pramana putra

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ARTI SEBUAH KATA "TEMAN"

“Amir” itulah sebutan untuk diriku. Dari lahir aku selalu dibenci oleh orang yang ada di dekatku. Bahkan sampai sekarang tidak ada yang mau berteman denganku. Mereka sering menyebutku sebagai anak haram yang tidak punya seorang ayah. Memang aku punya ayah tapi entah kemana ayah pergi aku tak tahu dan ibuku telah meninggal ketika aku berumur tiga tahun. Maka dari itu aku selalu dibenci dengan orang lain.

Kini sudah waktunya bagiku masuk ke sekolah untuk menuntut ilmu dan mencari teman. Tetapi apa hasilnya? Yang ada hanyalah ejekan dan ejekan dari anak-anak yang lain. Tujuanku untuk sekolah adalah menuntut ilmu. Tapi, aku terlahir dengan kemampuan yang payah. Jadi, apa yang aku lakukan untuk menjadi hebat di sekolah selalu mengalami kegagalan. Tapi aku tidak akan menyerah untuk melangkah maju. Aku terus berusaha agar aku menjadi pintar. Walaupun hasilnya selalu buruk, aku tidak akan pernah menyerah.
Arti sebuah Kata "Teman"
Saat pulang sekolah aku bertujuan untuk jalan-jalan di pasar. Saat aku berhenti di sebuah toko mainan, aku merasa tertarik dengan topeng yang dipajang di depan toko tersebut. “Wow !! topeng yang ini keren.” Ucapku dengan rasa senang. Tiba-tiba sang penjual topeng keluar dan meyuruhku pergi. “Pergi sana anak haram, jangan dekat-dekat toko ku. Pasti kamu akan merusakkan semua barang yang ku jual.” Jawab penjual toko tersebut. “Tapi aku hanya melihat-lihat saja Paman. Aku tidak ada niat untuk merusak barang dagangan anda.” Jawabku. “Kalau kau ingin, ini ambil saja!! Cepat pergii !!” Jawab Penjual topeng dengan melemparkan topeng itu ke arahku. “Paman aku bukanlah sampah tempat kau membuang topeng ini, aku adalah Amir. Amir bukanlah tempat sampah” Teriak ku pada Penjual topeng tersebut.

Suatu sore, saat aku sedang berjalan di dekat sungai, aku melihat ada seorang anak yang duduk di tepi sungai tersebut. Dia terus melihatku. Dengan menatap matanya aku merasakan bahwa dia mengerti akan perasaan dan keadaan yang aku alami sekarang. Sejujurnya aku ingin sekali untuk berhenti dan berbicara dengannya. Tapi aku malu untuk memulai berbicara dengannya. Hingga pada akhirnya, aku memutuskan untuk tetap berjalan dan pergi darinya.

Keesokan harinya, aku bertemu dengannya lagi disekolah. Setelah aku perhatikan dia sangat sangat sangat sangat sangat sangat keren, sehingga para anak perempuan di sekolah tergila-gila dengannya. Dalam pelajaran di sekolah pun dia juga termasuk anak yang pintar. Sehingga dia membuatku semakin iri dengannya. Sejak saat itulah aku menganggap dia adalah sebagai rivalku.

Saat pertama dia di sekolah aku sangat membencinya. Tapi pada suatu hari saat aku di bully oleh Diki dan kawan-kawannya yang terkenal paling berkuasa di sekolah, tiba-tiba dia datang untuk menolongku. Perasaan benci yang aku rasakan kian hari semakin menghilang. Justru rasa nyaman berada di dekatnya lah yang tumbuh di dalam hatiku.

Mulai saat itulah aku berkenalan dengannya secara resmi. Ternyata namanya adalah Erwind. Sejak saat itulah kami menjadi teman dan anggapanku sebagai rivalnya telah hilang ditelan waktu. Saat bersama dengan Erwind, aku merasa tidak sendirian lagi. Dan akhirnya aku mengerti bagaimana rasanya kasih sayang seorang teman. Pertemanan kami bagaikan ikatan yang tak akan putus. Maka dari itu aku akan menjaga ikatan yang Erwind berikan padaku.

Hari demi hari aku lalui bersama dengan Erwind. Kerja kelompok bersama bermain bersama. Dia sudah aku anggap teman sekaligus saudara yang mengerti akan keadaan yang aku alami saat ini. Sungguh bahagia hatiku karena akhirnya perjuanganku untuk mencari teman tidaklah berakhir dengan kegagalan. Ini adalah kali pertama aku berteman, makanya aku masih kaku saat berteman dengan Erwind.

Suatu hari di sekolah kami kedatangan murid baru dari luar kota yang hanya menetap sementara disini, namanya Rafa. Kami sangat terkejud ketika melihat sikapnya yang sangat buruk itu muncul. Sikapnya sungguh sangatlah aneh dihadapanku. Ketika aku sedang susah mencari teman, dia malah meremahkan teman. Tapi mungkin dia belum terbiasa sekolah disini.

Suatu ketika, saat Rafa sedang minum tiba-tiba Erwind menjatuhkan air minum dan menumpahkan air minum ke baju Rafa. Emosi Rafa kian meledak. Rafa hendak menjatuhkan gelas tersebut pada Erwind, untung ada aku tahu kejadian itu. Segera aku berlari dan melindungi Erwind. Pecahan beling itu melukai tangan dan kaki ku. Walaupun sakit, tapi demi Erwind akan aku lakukan segalanya.

Rafa bertanya padaku. “Kenapa kau melindungi dia, sedangkan dia tidak pernah menolongmu ??” akupun menjawab “Karena dia adalah temanku.” Setelah menjawab pertanyaan tersebut aku segera pergi ke UKS untuk mengobati lukaku. Tapi setelah aku melihat ke belakang ternyata Rafa termenung. Entah apa yang dia pikirkan.

Setelah 2 bulan lamanya Rafa bersekolah disini, aku melihat perkembangan Rafa sejak kejadian waktu aku melindungi Erwind dulu. Rafa yang sekarang menjadi lebih penyayang dan perhatian pada temannya. Dan tak terasa pula kini tiba saatnya Rafa untuk pindah ke kota yang lain untuk pergi dengan ayahnya. Sebelum dia pergi kami sempat bertemu dan berbicara sebentar sambil mengucapkan selamat tinggal. “Amir terima kasih atas pelajaran yang kau berikan padaku..” Ucap Rafa dengan mata yang berkaca-kaca. “Ada apa kamu kok sedih gitu haa?? Memangnya aku pernah berbuat apa sama kamu Raf??” Jawabku dengan heran. “Dulu bagiku teman hanyalah sebuah kata yang kecil dan tidak bermakna. Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku mengerti betapa berharganya arti kata tersebut.” Saut Rafa. “Alhamdulillah, akhirnya kau mengerti. Aku juga ikut senang bisa membantumu. Dulu aku tidak punya teman sama sekali. Saat aku melihatmu dulu, aku tak pernah bayangkan bagaimana usaha ku untuk mendapat seorang teman saja. Sedangkan kamu hanya bisa meremehkan mereka. Maka dari itu aku bahagia karena sekarang kau bisa menghargai teman.” Jawabku. “Terima kasih Amir. Kau memang teman yang baik”

Sejak saat itu aku mulai merasa hidup karena bisa menghargai dan dihargai oleh teman yang dulu tak sempat aku dapatkan. Akhirnya aku mengerti, teman adalah suatu ikatan, ikatan yang sangat kita butuhkan dalam hidup. Berkat teman kita bisa mengerti indahnya hidup. Terima kasih teman...
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS