LAMPU MERAH CINTAKU

Satu per satu daun mulai gugur dan berterbangan diudara. Bebas, dirasakn oleh mereka yang berhasil lepas dari sang pohon. Layaknya diriku yang ,merasakn bebas terlepas dari kekejaman mu. Cinta tulusku yang kau balas dengan perselingkuhan. Kau putuskan kisah kasih kita, dan pergi menjalin hubunganmu kembali bersama dia. Dengan sukses kau menghancurkan diriku yang amat sangat menyayangimu.

Pohon-pohon menari dibalik jendela kamar kostanku. Apa kamu juga rasakan apa yang aku rasakan pikirku dalam hati. Tak terasa air mataku mulai menetes kala mengingat kandasnya cinta kita.
Sebuah ketukan pintu menyadarkanku dari lamunanku, segara kuusap butir air mata itu. Segera ku ambil tasku dan membukakan pintu kamarku. Kusambut dia, Anya sahabat karipku sejak SMA. Kami bekerja ditempat yang sama. Ia selalu memberi aku tebengan pulang perginya.Ia pun juga mengetahui tentang hubunganku yang telah kandas dengannya.
Lampu Merah Cintaku
Kami berangakt melewati kampus C UNAIR. Tempat kerja kami berada dikompleks perumahan sutorejo.  pasti kalian mikirnya aku ajadi PRT alias pembantu rumah tangga. eits angan salah kami bekerjja disebuah toko online. Disana aku bekerja sebagai costumer service. Dari melayani costumer order, melayani pertanyaan-pertanyaan, hingga menerima komplain dari pembeli.
Setelah 7 am melayani para costumer. Akhirnya waktu pulang pun tiba. Sore ini aku harus pulang jalan kaki. Karna hari ini hari sabtu. Ia akan pergi dahulu bersama pacarnya. Maklumlah anak muda. Nasip-nasip LDR-an dan endingnya tetep aja putus. I don’t like it very much.

Untung saja hari ini hari sabtu jadi pulangnya lebih awal dan tak harus buru-buru sampai kostan. Tepat dilampu merah seorang laki-laki menaiki motor metic mio mengamatiku dari kaca spionnya. Tapi aku cuek saja. Makhluk semanis aku nggak akan ad yang nolah hahahaha kepedean puollll. Kulanjutkan menyusuri jalan menu kostan. sampai di kostan langsung kulepas jilbabaku dan bergegas untuk mandi. Tapi baju-baju ku yang sudah menumpuk memaksaku untuk segara mencuci meraka. Huft capek bangedddd.
Hari ini hari minggu tapi aku tetap nekat kera lembur untuk menambah penghasilanku bulan ini. Ya dari pada dirumah hanya tiduran trus bosen tidak ada teman mana aku betah coba? Tapi berhubung Anya tidak lembur aku harus jalan kaki untuk pergi kekerjaan.

Sampai dilampu merah kulihat lagi batang hidung lelaki yang yang mengendarai matic mio kemaren. Yha Allah apa ini, kenapa ia memandangiku sedemikian.
Aku belagak cuek kepadanya dan kulanjudkan menyusuri jalan. Selangkah demi selangkah akhirnya aku sampai juga dikantor.
tak terasa sore pun tiba, matahari mulai menyembunyika dari sang cakrawala. Dan ku kembali menyusuri jalan. Capek banged. Tapi rasa lelahku tiba-tiba hilang saat aku melihat lelaki yang belakangan ini selalu memperhatikanku.

Ia turun dari motornya dan menghampiriku. Betapa takutnya aku, ingin rasanya aku lari dari tatapan matanya. Tapi aku tak mampu. Lalu dengan berani ku teruskan perjalanannku dengan menundukkan kepalaku.
“ Hai” sapanya
“ Aku” tanyaku berklagak bodoh sembari menunukkan telunjuk ku ke arahku sendiri.
“ Iya siapa lagi. Aku Aka, sudah lama aku memperhatikanmu. Dan semakin aku memperhatikanmu semakin ingin aku menganalmu”

Setelah kejadian tersebut aku dan Aka semakin dekat hingga akhirnya Ia menyatakan rasa cintanya padaku.
“Via,, aku suka sama kamu maukah kamu menamani hari-hariku?” yah begitulah sikapnya, tak pernah basa-basi. Langsung saja to the point.

Jujur saja rasa sayangku ke mantanku belum hilang, tapi saat ini aku juga mulai sayang pada lelaki yang kini berada didepan mataku.
“tapi kak Aka. Aku ini orang miskin. Buktinya aku harus bekerja tak bisa kuliah sepertimu.” Bantahku agar ia sadar , Ia tak pantas mendapatkan gadis miskin sepertiku. Masih banyak wanita yang lebih pantas untuknya. “ Aku tak yakin orang tuamu memengizinkan kita bersama. Karena setatus kita.. Aku.....”tiba-tiba tangannya menutup mulutku dengan begitu lembut.
“aku menyayangimu. Itu yang terpenting.”
Sejak saat itu kami resmi menjadi seorang kekasih. Kami menjalani hubungan kami dengan bahagia. Ia mengantarku dan setelah itu ia kembali ke kampus untuk kuliah. Setiap malam minggu kami pergi bersama. Aku pun juga jarang lembur hari minggu.dengan alasan ingin memberikan waktu kepada pacarku.

Hingga suatu hari Aka berniat untuk mengenalkan ku kepada orang tuanya. Sebenarnya Aku menolak. Tapi apa dayaku menolak paksaannya.
“ owh jadi kamu yang namanya via” tanyanya ketus
“iya tante” awabku dengan sopan.
Ia mengeluarkan suatu senyuman layaknya sedang menyindirku.
“ kamu tau, kami ini orang berpendidikan, Aka adalah anak kami satu-satunya. Dia nggak pantes mendapatkan wanita miskin kaya kamu, kamu cuma mau manfaatin anakku saja kan!!!”

Aku sudah tak tahan dengan penghinaan mama kak Aka.
“ sselamat malam, saya permisi dahulu” kataku keluar rumah meninggalkan kak Aka dan Mamanya. Yha aku sadar aku tak pantas untuknya, karna status social kami yang berbeda.
Setelah itu kehidupanku kembali seperti semula. Berangkat nebeng ke Anya. Dan lembur di hari minggu. Alasanku bukan untuk kejar setoran. Tapi berusaha mendelete memori Aka diotakku. Mungkin penghinaan mama Aka mulai bisa kulupakan. Tapi rasa sayangku padanya. Tak akan surut. layaknya laut yang tak kan pernah kehabisan air.

Seperti biasa, setiap hari sabtu aku jalan kaki, karna anya yang akan malam mingguan dengan pacarnya. Kulewati lampu merah itu, teringat kembali ku kepadanya. Yang membuat aku tak habis fikir, sebegitu dangkalnyakah cintanya padaku. Sudah 3 minggu tak ada kabar. 1 pesanpun tak kuterima darinya. Atau mungkin Ia memang dilarang oleh mamanya bertemu aku dan mengajaknya untuk pindah dari Surabaya? Fikirku dalam hati.
Tak terasa langkah kakiku sudah sampai didepan pagar kos. Saat ku ingin mengambil kunci kamarku, sebuah suara yang tak asing bagiku, suara wanita paruh baya yang telah menginjak harga diriku.
Ia memegang tanganku dan berkata “selamatkan anakku”. Jantungku mulai berdetak, fiirasat buruk. Pikirku. Ia pun menceritakan yang teradi pada kekasihku.

Mama Aka menceritakan kejadian malam itu. Aka yang begitu khawatir kepadaku langsung mengambil sepeda motornya. Tepat setelah aku mendapatkan sebuah bemo. Aka bermaksud untuk mengejar bemo yang ku naiki. Naas memang saat Aka ingin menyalip sebuah mobil, dari arah berlawanan meluncurlah sebuah mobil pajero yang melaju dengan kecepatan tinggi. Kecelakaan tak bisa terelakkan.
“hampir 3 minggu ini Aka koma di rumah sakit. Baru siang ini Ia sadar, Ia tak butuh kami orang tuanya. Aka butuh kamu, tolong selamatkan dia.”

Air mataku mulai jatuh. Betapa tidak kekasihku hampir 3 minggu koma, dan aku? Apa yang ku lakukan malah menganggap Ia sudah lupa padaku.

Setelah diriku mulai tenang mama Aka mengajakku pergi kerumah sakit dimana Aka dirawat.
Betapa miris hatiku ketika kulihat tubuhnya yang terbaring lemah disebuah kamar nan megah. Ingin sekali ku menggantikan posisisnya. Ku masuk keruangan tersebut. Ku dudukkan tubuhku disebuah bangku yang berada disamping Aka. Ku pegang tangannya yang begitu lemah. Inilah tangan yang selalu memberiku kehangatan, memberiku kasih sayang.

Tiba-tiba saja mata itu terbuka.
“Via,,,, kamu nggak papa sayang” tanyanya dengan suara yang amat lirih, hampir saja aku tak mendengarkannya. “ harusnya aku yang tanya begitu kepadamu” sahutku.
“ aku selalu baik-baik saja jika kamu disampingku” awabannya yang sangat menyentuh memaksa air mataku kembali menetes. “ dan aku akan hancur saat aku melihat air mata keluar dari mata indahmu”. “aku nggak nangis kok” sahutku melawan air mata ini. Namun sayang pertahananku hancur dan air mata itu tak sanggup lagi ku tahan. Tangan lembutnya mengusap air mata dipipiku.
“ Aku sayang kamu” katanya dengan penuh perasaan.
Sejak saat itu hubunganku kembali terarjalin dengan Aka. Lampu merah kini berubah menjadi lampu hijau.
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar